
SEARAH.NET — Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin (UIN STS) Jambi membuktikan bahwa kuliah bukan sekadar teori di ruang kelas. Melalui mata kuliah Praktik Edupreneurship, mereka belajar membangun usaha pendidikan, mengabdi melalui pendampingan pelaku usaha, dan secara nyata mendapatkan penghasilan tambahan dari hasil kontribusi mereka di masyarakat.
Sebagai bagian dari penilaian akademik, mahasiswa awalnya diminta merancang model usaha pendidikan berbasis teori kewirausahaan yang telah dipelajari. Namun tak berhenti di situ, mereka kemudian diterjunkan langsung ke lapangan untuk mendampingi pelaku usaha — terutama UMKM lokal — guna menggali proses usaha mereka dan memberi edukasi seputar pengelolaan bisnis, legalitas usaha, serta perencanaan branding. Yang menarik, mahasiswa PGMI tidak hanya fokus pada usaha di bidang pendidikan, melainkan juga mendampingi berbagai sektor usaha lainnya. Dalam proses pendampingan, mahasiswa memberi bantuan dalam pengurusan Nomor Induk Berusaha (NIB), izin usaha mikro, hingga pendaftaran sertifikasi halal bagi produk pelaku usaha.
Untuk mendukung peran mereka, mahasiswa PGMI juga telah mengikuti pelatihan resmi dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) dan memperoleh sertifikat sebagai Pendamping Proses Produk Halal.
Sertifikasi ini bukan hanya menjadi nilai tambah profesional, tetapi juga membuka peluang penghasilan, karena para pendamping halal berhak menerima insentif resmi dari BPJPH.
“Melalui Praktik Edupreneurship ini, mahasiswa tidak hanya belajar membuat model usaha, tetapi juga berinteraksi langsung dengan masyarakat, mendampingi UMKM, dan berkontribusi nyata dalam penguatan sektor usaha mikro,” jelas Turino Adi Irawan, M.Pd., dosen pengampu mata kuliah.
Ketua Program Studi PGMI, Nasyariah Siregar, M.Pd, juga menyampaikan apresiasi tinggi terhadap langkah mahasiswa yang berhasil mengimplementasikan pembelajaran menjadi aksi nyata di lapangan.
“Kami sangat mengapresiasi bagaimana mahasiswa PGMI mampu menunjukkan aksi nyata dari mata kuliah Praktik Edupreneurship. Ini membuktikan bahwa kurikulum kita relevan dan berdampak langsung pada masyarakat. Mereka bukan hanya calon guru, tapi juga pendamping dan pemberdaya,” ujarnya.
Kegiatan ini menjadi cermin bahwa pengabdian masyarakat tidak hanya menjadi kewajiban formal dalam tridharma perguruan tinggi, tetapi juga bisa menjadi media pembelajaran yang utuh — mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, nilai sosial, dan kontribusi profesional.
Dengan semangat ini, mahasiswa PGMI UIN STS Jambi membuktikan bahwa pendidikan guru tidak terbatas pada ruang kelas, tetapi juga menyentuh ranah sosial, ekonomi, dan pemberdayaan berbasis keilmuan.